SEMINAR DISKUSI: INOVASI PEMBELAJARAN SAINS

SEMINAR DISKUSI: INOVASI PEMBELAJARAN SAINS

Pusat Sumber Belajar (PSB) – Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Penjaminan Mutu (LP3M), Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Rabu (11/11/2017) menyelenggarakan Seminar dan Diskusi (Semdis) dengan tema “Inovasi Pembelajaran Sains”, diselenggarakan di Aula Bung Hatta, Pascasarjana, UNJ.

Seminar ini dihadiri oleh Mahasiswa PPG, PPG-T SM3T, Dosen PGSD Kelompok IPA, Mahasiswa RPL PGSD, Dosen-Dosen FMIPA Kelompok IPA, dan Staf LP3M. Narasuber dalam acara Semdis ini adalah Dr. Melania Suweni Muntini, MT yang merupakan perwakilan dari Instrumentations Research Group Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.

Acara dibuka dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya yang diiringi oleh Mahasiswa PPG. Acara dilanjutkan dengan pelaporan dari Koordinator Pusat (Koorpus) PSB yang diwakilkan oleh Sekretaris LP3M Dr. Endang Sri Rahayu, M. Pd. Acara diteruskan dengan Sambutan dan Pembukaan dari Ketua LP3M Dr. Totok Bintoro, M. Pd. Pada kesempatan tersebut, Dr. Totok Bintoro, M. Pd menyampaikan kepada mahasiswa PPG dan PPG-T SM3T  bahwa pada tanggal 18 – 19 November 2017 akan dilaksanakan Ujian Kompetensi bagi Mahasiswa PPG dan PPG-T SM3T. Ujian Kompetensi ini dilakukan untuk menentukan kelulusan mahasiswa PPG dan PPG-T SM3T dan untuk dapat memperoleh Sertifikat Pendidik. Sertifikat pendidik  ini sebagai bukti penguasaanya terhadap bidang yang diajarkan. “Saat ini, guru sudah menjadi tenaga profesi yang memerlukan sertifkat pendidik untuk bisa mengajar di sekolah. Tantangan guru yang paling berat adalah mencapai tujuan nasional pendidikan sebagaimana termuat di UU Sisdiknas No 20 Tahun 2003”, Jelas Dr. Totok Bintoro, M. Pd.

Dr. Melania Suweni Muntini, MT menyampaikan materi terkait dengan inovasi pembelajaran sains. Beliau menjelaskan bahwa Kompetensi guru adalah modal pertama pada pembelajaran sains, diantaranya ada sains, art, teknologi, dan lain-lain.

Screen Shot 2017-11-24 at 3.27.29 PM

” Standar pengajaran memperhatikan konsep dasar yang tidak boleh salah. Beberapa siswa tidak cocok dengan metode mengajar gurunya sehingga perlu adanya inovasi. Ide gila kadang-kadang sangat diperlukan untuk memunculkan inovasi. Inovasi dijalankan dengan melihat lingkungan sekolahnya terlebih dahulu. Inovasi itu tidak perlu muluk-muluk yang penting ada manfaatnya. Contoh realnya adalah memilah kedelai. Kegiatan ini jelas berkaitan dengan konsep pemetaan. Contoh lainnya kecepatan kapal, gasifikasi dan konsep tenaga air. Yang menjadi perhatian adalah murid generasi Z yaitu tahun 1999-2010 karena mereka sudah fasih teknologi, kemampuan multitasking, dan sosialnya tinggi.”, Jelas Beliau.

Semdis ini diakhiri dengan prosesi tanya jawab dan pembacaan doa. Acara ditutup oleh Sekretaris LP3M Dr. Endang Sri Rahayu, M. Pd.

(adm)

admin Avatar