STRATEGI LAYANAN PENDIDIKAN KHUSUS UNTUK MAHASISWA DI PERGURUAN TINGGI

STRATEGI LAYANAN PENDIDIKAN KHUSUS UNTUK MAHASISWA DI PERGURUAN TINGGI

Pusat Pengembangan Akademik dan Layanan Disabilitas (PPALD)  – Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Penjaminan Mutu (LP3M), Universitas Negeri Jakarta (UNJ), menyelenggarakan acara Seminar “Strategi Layanan Pendidikan Khusus Untuk Mahasiswa di Perguruan Tinggi”, pada hari Kamis (2/11/17) di Gedung Ki  Hajar Dewantara Lantai 9.

Seminar diawali dengan pelaporan oleh Koordinator Pusat (Koorpus) PPALD LP3M Dr. Asep Supena, M. Psi. “Berdasarkan Permenrestekdikti No.46 Tahun 2017 tentang Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus di Perguruan Tinggi, kita semua harus bersikap dan berperilaku ramah kepada mahasiswa disabilitas. Saat ini, PPALD LP3M UNJ sudah membentuk team relawan disabilitas yang terdiri dari dosen dan mahasiswa. Para relawan ini sudah diberikan pelatihan selama 10 kali. Nantinya, team relawan ini akan mendampingi mahasiswa disabilitas yang membutuhkan pendampingan selama kuliahnya dalam proses pembelajaran”, Jelas Dr. Asep Supena, M. Psi.

Semdis dibuka oleh Prof. Dr. Muchlis R. Luddin, M.A selaku Wakil Rektor I Bidang Akademik UNJ. “Mahasiswa disabilitas mempunyai kemampuan yang tidak kalah dengan mahasiswa biasa, seperti penampilan mahasiswa disabilitas penyandang tunanetra Ega Setiawan dan Febryan dari PLB. Mereka memainkan keyboard dan menyanyikan lagu “you rise me up”sangat luar biasa penampilannya:, Jelas Beliau. Dalam kesempatan ini juga, pengukuhan team relawan disabilitas dilakukan oleh Prof. Dr. Muchlis R. Luddin, M.A.

Materi pertama dalam Seminar ini disampaikan oleh Dr. H. Ridwan Tutupoho, SE, SH, M. Si yang menyampaikan materi “Kebijakan dan Regulasi di Perguruan Tinggi untuk Mahasiswa Disabilitas”. Beliau merupakan Kepala Subdirektorat Pengakuan Pembelajaran Khusus Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia. Beliau menyampaikan bahwa dalam memberikan program pembelajaran tidak boleh ada perbedaan antara penyandang disabilitas dan non disabilitas. Untuk itu maka program pendampingan untuk penyandang disabilitas sangat dibutuhkan.

Materi kedua adalah “Implementasi Pendidikan Mahasiswa Disabilitas Pendengaran Di Perguruan Tinggi” yang disampaikan oleh Rachmita, ST., M.SnRachmita, ST., M.Sn. Beliau adalah seorang penyandang tuna rungu yang dalam keterbatasannya Beliau mampu memperoleh gelar Insinyur dan sekarang Beliau merupakan salah satu Dosen Tetap Universitas Mercu Buana. Beliau juga merupakan Kandidat Doktoral Program Doktor Ilmu Seni Rupa dan Design Institute Teknologi Bandung.

Materi terakhir adalah Layanan Pendidikan Untuk Individu Disabilitas Berkebutuhan Khusus yang disampaikan oleh Taufiq Effendi, S.Pd., M.Ed, M. Tesol. Dalam seminar ini Beliau menceritakan bagaimana kisah hidupnya yang menyebabkan retina robek dan lepas, dan syaraf mata putus yang mengakhibatkan tidak bisa melihat lagi. Tetapi, dengan keterbatasannnya Beliau mendapat kesempatan bersekolah di SMA integrasi, UNJ dan berkesempatan menimba ilmu di beberapa negara maju. Dan sekarang ini Beliau mengajar di Universitas Gunadarma, UIN Syarif Hidayatullah, Raffles International School dan GLUE Institute.

Dalam akhir seminar ini, Dr. Asep Supena, M. Psi memberikan amanat agar tim relawan bertugas dengan sebaik baiknya dan untuk mahasiswa penyandang disabilitas agar terus semangat untuk mencapai mimpi setinggi-tingginya karena tidak ada yang tidak mungkin asalkan mau berusaha dan berdoa.

(adm)

admin Avatar